Nasehat Ulama Untuk Ahlussunah di Indonesia


NASEHAT ASY-SYAIKH SHOLEH AS-SUHAIMY
(Salah seorang Ulama Besar Madinah hafizhahullah)
KEPADA AHLUS SUNNAH DI INDONESIA
بسم الله الرحمن الرحيم
Penanya :Aku datang untuk umroh dari Indonesia dan Alhamdulillah Allah memberikan taufikNya kepadaku untuk bisa duduk bersama kalian di majelis yang penuh berkah ini. Pertanyaanku... “ada sebagian orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada ilmu di negeri kami berbicara mengenai sebagian para masyayikh khususnya Syaikh fulan dan fulan. Apa nasehat anda ?”
Jawab :
Nasehatku adalah hendaklah mereka menuntut ilmu dan meninggalkan tentang komentar-komentar yang ada, tentang siapapun itu (termasuk tentang) masyayikh (para ulama) yang sedang dibicarakan. Hendaklah mereka senantiasa berada di atas jalan dan menyibukkan diri dengan ilmu, menyibukkan diri dengan ibadah. Ingatlah wahai hamba Allah... hendaklah masing-masing mengingat Jannah (Surga), Neraka dan balasan.
Hendaklah dia mengingat firman Allah
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf : 18)
Dan firman Allah
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu bermauqif apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Isra : 36)
[Bermauqif yaitu ikut bersikap, baik dengan perkataan maupun perbuatan]
Dan firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al Ahzab : 70)
Dan sabda Nabi shallahu’alayhi wa sallam
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia mengatakan yang baik atau diam.”
Dan sabda Nabi shallahu’alayhi wa sallam
إن المرء ليتكلم بكلمة لا يلقي لها بالا تهوي به في جهنم سبعين خريفا
"Sesungguhnya ada seseorang yang mana dia berbicara dengan satu kalimat yang tanpa dia sadari dengan sebab itu dia dilemparkan ke dalam neraka Jahanam sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.”
Dan sabda Nabi shallahu’alayhi wa sallam kepada Muadz
( أمسك عليك هذا ) قال : أولا نحن مؤاخذون بما نتكلم به يا رسول الله ؟ قال ( ثقلتك أمك يا معاذ ! فهل يكب الناس على أوجوههم إلا حصائد ألسنتهم
"Jagalah olehmu ini (seraya Nabi shallahu’alayhi wa sallam menunjuk ke lisan).” Muadz bertanya, “Apakah kita akan disiksa hanya dengan perkataan yang kita bicarakan wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Celakalah dirimu, wahai Muadz ! Sesungguhnya manusia itu dilemparkan wajahnya ke dalam neraka karena disebabkan oleh apa yang telah diucapkan oleh lisan-lisan mereka.”
Dan sabda Nabi shallahu’alayhi wa sallam
من يضمن لي لما بين لحييه وما بين رجليه أضمن له الجنة
“Barangsiapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada di antara kedua jenggotnya (mulutnya) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluannya) maka aku jaminkan surga baginya."
Maka hendaklah kamu menjauhi untuk masuk ke dalam fitnah ini yang mana banyak di antara manusia yang terjatuh ke dalamnya yang mana mereka ini tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka selalu menjelek-jelekkan kehormatan para ulama rabbani padahal di antara mereka (para ulama) ini ada yang sudah menghabiskan waktu mereka yang panjang untuk berdakwah kepada Allah di atas ilmu. Maka hati-hatilah wahai hamba Allah terhadap orang-orang yang seperti ini dan jauhilah mereka. Belajarlah dan sibukkanlah diri kalian dengan perkara agama dan perkara dunia kalian. Sampaikanlah salamku kepada mereka (Ahlus Sunnah di Indonesia) dan katakanlah kepada mereka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah. Berapa banyak kebaikan yang tidak mereka dapatkan dari kebanyakan manusia. Berapa banyak daurah ilmiyah yang ternodai disebabkan pelecehan mereka terhadap kehormatan saudara-saudara mereka. Berapa banyak kehormatan yang mereka bantai. Berapa banyak orang yang tidak punya kesalahan yang mereka bicarakan. Berapa banyak orang-orang yang mereka sakiti. Dan hanya di hadapan Allahlah perseteruan ini akan dikumpulkan. Hati-hatilah terhadap perkara ini wahai hamba Allah, tinggalkan apa yang tersebar di luar sana mengenai berita-berita miring apalagi mengenai sebagian perseteruan dan percekcokan yang terjadi antara ikhwan salafi, karena sesungguhnya yang maksum itu hanya para rasul alayhimush-shalatu wassalam.
Dan janganlah kamu terlalu ingin yang lebih jauh dalam permasalahan ini. Dan kami telah menjelaskan kaedah-kaedah bagi seorang mufti (pemberi Fatwa) bagaimana cara yang benar dalam menyikapinya walaupun dia terjatuh ke dalam kesalahan. Dan sekarang telah kalian dengar kesalahan yang terjadi di antara sebagaian para shahabat. Kata-kata yang begitu dahsyat. Benar-benar berbahaya. Seandainya itu terjadi di zaman kita sekarang ini... maka orang-orang yang mudah terpicu akan segera menyebarkannya ke segenap penjuru tempat, mentahdzir saudara-saudaranya, dan menyikapi mereka dengan keras dengan sebab kata-kata tersebut. Dan kata-kata itu lebih dahsyat daripada kesalahan-kesalahan yang mereka lontarkan kepada sebagian saudara-saudara kita yang mereka tahzdir. Demi Allah, cukuplah bagi kita ibrah di dalam kisah Aisyah radhiyallohu’anha. Padanya terdapat Pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran. Di dalamnya terdapat banyak pejalaran. Terdapat pelajaran-pelajaran yang agung bagi seorang mukmin yang tidak terpengaruh oleh dorongan hawa nafsu, fanatisme, cinta figur dan cinta kepada person tertentu, penyakit dendam dan penyakit ingin menjatuhkan.
Hati-hatilah wahai hamba Allah, hati-hati ! jangan terlalu jauh dalam masalah ini. Jauhilah orang-orang yang tidak menghidupkan majelis-majelis mereka kecuali hanya dengan menjelek-jelekkan kehormatan saudara-saudara mereka, para masyayikh dan para penuntut ilmu. Di antara mereka ada yang tidak selamat dari celaan mereka sampai masyayikh sekalipun. Dan aku telah mendengar salah seorang mereka mencela syaikh kami, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan syiakh kami, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr di situs-situs mereka yang berbahaya. Mereka mengatakan bahwa para masyayikh ini tidak mengetahui manhaj yang sebenarnya, maksudnya (siapa yang ingin) bertanya masalah manhaj (hendaknya bertanya) kepada selain mereka (atau tidak bertanya kepada mereka). Sesungguhnya mereka itulah yang tidak mengetahui hakekat manhaj. Dan siapakah yang tidak mengenal manhaj kalau bukan mereka para ulama yang mengenal manhaj???!.
Maka perkaranya sangat bahaya sekali. Jagalah lisanmu sebelum datangnya sebuah hari yang mana tidak berguna lagi saat itu dinar dan juga dirham. Sebelum menjadi orang-orang yang bangkrut. Jagalah lisanmu sebelum engkau menjadi orang-orang yang bangkrut. Nabi shallahu’alayhi wa sallam bersabda
( أتدرون من المفلس ؟) قالوا يا رسول الله المفلس من لا درهم عنده ولا متاع قال ( المفلس من يأتي يوم القيامة يأتي بالصلاة والزكاة والصيام وأعمال صالحة فيؤخذ لهذا من حسناته ويؤخذ لهذا من حسناته فإذا فنيت حسناته أخذت من سيئاته فطرحت عليه فطرح في النار
“Apakah kalian tahu siapakah orang yang bangkrut itu ?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak punya dirham dan harta benda." Beliau bersabda, "Orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat, datang dengan pahala shalatnya, zakatnya, puasa dan amalan shalih. Maka kebaikannya diambil untuk orang, kebaikannya lagi diambil untuk orang. Hingga apabila sudah habis amalan kebaikannya maka diambillah amalan yang jelek milik orang itu dan diserahkan kepadanya lalu dia dilemparkan ke dalam neraka."
Kita berlindung kepada Allah, kejelekan-kejelekan mereka dilemparkan kepadanya lalu dia dilemparkan ke dalam neraka.
Hati-hatilah kalian dari media-media yang ada, hati-hatilah kalian terhadap berita-berita yang berasal dari orang-orang yang gegabah. Hati-hatilah kalian dari mempercayai orang-orang yang menyebarkan fitnah di tengah-tengah para penuntut ilmu dengan anggapan bahwa mereka adalah orang-orang yang terpercaya. Hati-hatilah kalian dari menjelek-jelekkan kehormatan kaum muslimin apalagi para ulama. Allah berfirman
(وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah kalian saling menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. “ (Al Hujurat : 12)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa." (Al Hujurat : 12)
Apabila engkau ingin berbicara mengenai suatu perkataan tentang saudaramu maka ingatlah mati, ingatlah surga, ingatlah neraka, ingatlah balasan, ingatlah siksa, ingatlah shirath, ingatlah saat menyeberang di atas shirat yang padanya terdapat kaitan-kaitan besi yang menyambar-nyambar dari sisi kanan dan sisi kiri. Yang menyambar orang-orang yang berdosa dan menyeret mereka ke dalam neraka. Ingatlah bahwasanya engkau akan ditanya dari setiap kata yang telah engkau ucapkan atau yang telah engkau katakan.
Ingatlah bahwa daging-daging para ulama itu beracun dan ketentuan Allah terhadap orang-orang yang merendahkan mereka itu pasti terjadi !!!!!
Sebagian orang-orang yang ada di beberapa negara yang di dalamnya terdapat hanya minoritas para ikhwan semisal di Eropa dan di Amerika. Tidak ada yang mereka lakukan kecuali hanya menjatuhkan kehormatan para penuntut ilmu. Mereka menuduh para penuntut ilmu sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan mensifati mereka dengan sifat-sifat yang tidak benar bahkan mereka mengilzam (mengharuskan) mereka dengan keharusan-keharusan yang tidak semestinya.
Dengan ini akhirnya terjadilah fitnah demi fitnah yang hanya Allah sajalah yang Maha Tahu. Dan pentolan mereka terkadang mengucapkan sebuah kalimat yang diucapkan oleh seseorang lalu kalimat ini menyebar dengan cepat seperti menyebarnya api pada dahan dan ranting-ranting yang kering.
Maka hati-hatilah wahai hamba Allah. Hati-hatilah dari perkara ini. Dan ketahuilah bahwa di dalam dirimu terdapat dua malaikat di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang menulis apa yang saja kamu ucapkan, baik itu ucapan yang baik atau pun ucapan yang jelek. Dan Allah mengetahui itu semua akan tetapi semuanya ini untuk menegakkan hujjah kepada anak Adam, bertakwalah kepada Allah dan jagalah lisanmu."
Dan sebagai peringatan, aku katakan bahwa ada orang yang tidak memahami apa yang aku ucapkan ini berdasarkan adanya nasehatku yang seperti ini yaitu seputar laranganku menjelek-jelekkan kehormatan para penuntut ilmu, dan para ulama dan masyayikh. Terkadang seseorang tidak memahami pembicaraanku ini. Kadang ditakwil (menafsirkan sendiri) kadang diartikan kepada arti yang tidak sesuai dengan maksud orang yang mengucapkan. Kita berlindung kepada Allah. Seseorang tidak memahami... seakan-akan aku ini melarang sikap membantah ahli bid'ah yang mendalam bid'ahnya dan mereka yang tumbuh di dalam kebid'ahan dan orang-orang yang tersesat ke dalam partai-partai dan kelompok-kelompok yang bermacam-macam yang saling bersaing satu sama lain. Setiap partai berbangga dengan apa yang mereka miliki. Bukan ini yang aku maksud demi Allah wahai hamba Allah !!!
Bukan mereka yang aku maksudkan bahkan mereka itu harus dibantah dengan firman Allah dan sabda Nabi shallahu’alayhi wa sallam dengan tetap menjauhi sikap keras di dalam perkataan, mencela dan mengecam. Apabila kita dilarang untuk mencela orang-orang musyrikin jika dikhawatirkan hal itu akan mengakibatkan adanya sikap mereka yang mencela Allah dan Rasul-Nya maka bagaimana dengan mencela sebagian orang dari kalangan kaum muslimin yang terjatuh ke dalam sebagian penyimpangan.
Betul kita harus membantah mereka dan mereka wajib untuk dibantah akan tetapi sebelum membantah harus ada nasehat. Sebelum membantah harus ada nasehat karena tujuan utama adalah mengembalikan manusia kepada yang haq. Tujuannya adalah mengembalikan manusia kepada yang haq, kepada kebenaran, kepada ketepatan bersikap bukanlah tujuannya itu untuk menjatuhkannya namun tujuannya adalah mengembalikan manusia kepada jalan yang lurus.
Apabila dia masih terus menerus dalam penyimpangannya, terus menerus dalam kebid'ahannya dan masih bersama dengan para ahli bid'ah maka wajib untuk membantah mereka dengan bantahan-bantahan yang sesuai syariat yang didasarkan kepada Kitabullah dan sunnah Rasul .
Akan tetapi wahai hamba Allah, hati-hatilah dari pembicaraan yang tidak memiliki manfaat, hati-hatilah dari sikap mengharuskan seseorang untuk bersikap. Ada yang mengatakan, ada fulan yang berjalan bersama fulan, berarti dia ahli bid'ah. Bukan seperti ini wahai hamba Allah. Rasulullah shallahu’alayhi wa sallam dahulu pernah mendatangi kabilah-kabilah kafir yang musyrik. Kami melihat fulan berjalan bersama fulan. Kami melihat fulan mendatangi fulan. Padahal bisa jadi kunjungannya itu demi sebuah kepentingan dan kemaslahatan yang lebih besar akibatnya daripada apa yang engkau perkirakan. Hati-hatilah.
Betul apabila dia berjalan dan ikut serta dengan mereka dalam upacara-upacara mereka dan membela mereka dan memperbanyak pengikut mereka. Bukanlah seperti itu ( yang aku maksud) demi Allah. Mereka wajib untuk dibantah dan tidak ada kehormatan bagi mereka.
Akan tetapi janganlah kamu mengharuskan saudaramu dengan perkara yang tidak seharusnya. Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang tidak ada manfaatnya. Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang mengatasnamakan perkataan saudaraku yang belum dia ucapkan. Janganlah engkau berkata dusta atas nama saudaramu. Janganlah kamu mudah percaya kepada media-media penyebar fitnah. Janganlah engkau mudah percaya kepada orang-orang yang gegabah dalam bersikap. Hendaklah kamu memeriksa kembali (klarifikasi)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al Hujurat : 6)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلا َتَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia." (An-Nisa : 94)
Kalian mencari ketenaran, kalian mencari kepentingan duniawi, kalian mencari... apabila engkau bisa mencari alasan yang dapat membela perkataan saudaramu itu maka lakukanlah sebagaimana yang dikatakan Umar rahiyallohu’anhu, Hendaklah kamu mencarikan alasan yang tepat bagi saudaramu selama engkau mendapatkan di dalam ucapan saudaramu itu alasan.
Bertakwalah kepada Allah dan jagalah lisan-lisan kalian dari menjelek-jelekkan kehormatan kaum muslimin dan hati-hatilah dari terjatuh ke dalam perkara mencela para penuntut ilmu dan para ulama Rabbani yang mana mereka ini membersihkan dari Kitabullah penyimpangan orang-orang yang sesat, tipu daya para pelaku kebatilan dan penakwilan orang-orang yang bodoh.
Jagalah lisanmu, jagalah lisanmu. Sesungguhnya seseorang itu dilihat dari kedua perkara dalam jiwanya, hati dan lisannya. Sucikanlah hatimu terhadap orang-orang yang beriman jagalah lisanmu dari mencela kehormatan mereka dan jadikanlah takwa kepada Allah itu berada di depan matamu saat engkau hendak berbicara dengan suatu perkataan, atau saat engkau diminta untuk berkomentar atau ada seseorang yang menukilkan kepadamu sebuah perkataan tentang saudara-saudaramu sesama kaum muslimin apalagi para penuntut ilmu dan para ulama.
Aku berharap kepada ikhwah semuanya untuk menyebarkan pertanyaan ini berserta jawabannya dengan teks kalimat yang telah aku ucapkan tanpa menambah dan tanpa pula menguranginya. Pertanyaan disertai jawabannya yang lengkap. Yaitu pertanyaan dari saudara kita yang berasal dari Indonesia.
Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan berserta jawabannya yang lengkap. Aku berharap untuk menyebarkan fatwa ini dengan segera tanpa ditunda-tunda untuk menasehati para saudara, anak-anak, para pemuda kita yang sedang diuji dengan perilaku gegabah yang seperti ini. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
Translated Abul Manazil

Kisah Istri Sholehah dan Keajaiban Do'a

♠ Posted by admin in ,,
Seorang istri menceritakan kisah tentang suaminya pd tahun1415 H, ia berkata :Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah,semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami. Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersamakami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hariyaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokterspesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu,sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Tetapi aku tidak ingin bercerai,  Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada diatas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang  Allah kehendaki.Akupun memfokuskan konsentrasiku untukmentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya kesekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya,demikian juga kakeknya rahimahullah. Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya. Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidurbersama ayahku... Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya. Putriku bercerita :Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk,sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku,"Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba diwaktu ini??"Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku daripenderitaannya…Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.. Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?". Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…,ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan. Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…".Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci AllahYang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…". Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, ﺍﻟﻠﻪُ ﺧُﻴْﺮًﺍ ﺣًﺎﻓِﻈًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻰ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahuapakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..?? Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasanya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…Maka janganlah sekali-kali kalian meninggal kando'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.. Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…ditanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur… Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI…) 


(sumber : http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-416953.html ) 
♠ Posted by admin in ,,
Umur siapa yang tahu, demikian juga seorang pemuda, bagaimanapun kuatnya juga tak bisa mengelak dari hal tersebut. Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu  di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah. Pemilik kisah ini berkata: Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak. Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku. Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa lalu Pada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kami berjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. setelah makan siang, kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. sesuai aturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisa bertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan. Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalam kemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datang waktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaan kaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhu sendirian. Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara aku berada di daerah yang dalam. AKu memutuskan untuk tidur diatas punggungku dan membiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah… aku berusaha untuk naik…..aku berusaha untuk melawan….aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapi aku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akan sekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah. Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat itu aku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa…aku ingat kepada ayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku… hingga karyawan di toko pun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalam ingatanku…semuanya pada detik-detik yang terbatas…kemudian setelah itu, aku ingat diriku sendiri..!.!! Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiri…apa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa? Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang di jalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisah dari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba aku mendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: “Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Aku merasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunya dengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku. Aku berteriak….berteriak…tapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalam tubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untuk mengucapkan syahadat….kuucapkan Asyhadu…Asyhadu…aku tidak mampu untuk menyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku dan menghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanan keluar dari tubuhku. Akupun berhenti bergerak…inilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun sementara kau berada di dalam kemah…dan di sisiku ada seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat. Saat aku terbangun, tentara itu berkata:”Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.” Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada para pemuda tentang tentara tersebut. Apakah kalian mengenalnya? Mereka tidak mengetahuinya, dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segera pergi sebagaimana engkau lihat, kata mereka. Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?” Mereka menjawab,”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.” Perlu diketahui bahwa jarak terdekat denga Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit. Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentara tersebut melihatku? Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarang dia menelepon? Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya. Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izin pulang duluan. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!” Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata. Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata:”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras-kerasnya sementara manuisa mendengar do’aku. Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku. Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau teledor terhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalah sebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu. Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu. Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian. Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuat dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala. Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku. Alhamdulillah. Wahai para pemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua. Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban ibadah kita walaupun kelihatannya sepele.

Berpuasa 10 hari Bulan Dzulhijjah

♠ Posted by admin in
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

Yang dimaksudkan dengan hal tersebut adalah puasa yang dikerjakan mulai tanggal satu hingga tanggal sembilan dari bulan tersebut. Karena tanggal sepuluh dzul hijjah merupakan hari raya kaum muslimin ('iedul adha), yang diharamkan bagi mereka untuk berpuasa padanya dan pada tiga hari setelahnya, yang dikenal dalam bahasa syar'i dengan hari-hari tasyrik, kecuali bagi mereka yang dikecualikan oleh syari'at islam maka diperbolehkan berpuasa pada hari-hari tasyrik tersebut. Dan Al Imam An Nawawi telah menjelaskan maksud ini dalam kitab beliau "Syarh Shahih Muslim" (8/320/1176).

Al Imam Ibn Rajab Al Hanbali berkata :  " Perkara ini telah dikenal dengan berpuasa pada sepuluh hari (pertama) di bulan dzul hijjah, padahal puasa yang dilakukan hanyalah sembilan hari. Oleh karena itu Al Imam Ibnu Siriin membenci ketika disebut dengan puasa sepuluh hari di bulan dzul hijjah, bahkan beliau rahimahullah mengatakan bahwa (yang sesuai) dalam penyebutan adalah puasa sembilan hari. Tetapi mayoritas dari kalangan para ulama tidak membenci hal tersebut, karena penyandaran sepuluh hari pada bulan dzul hijjah maksudnya adalah puasa yang mungkin dilakukan oleh seseorang, selain dari hari raya ('iedul adha) tentunya, dan penyebutan sepuluh hari tersebut adalah secara mutlak, karena hari-hari yang diperbolehkan untuk berpuasa padanya lebih banyak dari hari yang dilarang."(Latha"if Ma'arif/279).
"Maka berpuasa sembilan hari (dzul hijjah) ini bukan perkara yang dibenci, bahkan sangat disunnahkan, terlebih lagi pada tanggal sembilan (dzul hijjah), yang merupakan hari arafah, dan telah dijelaskan apa-apa yang berkaitan dengan keutamaan hari tersebut. Dan telah diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, bahwasanya Rasulullah 'alaihi ashshalatu wa assalam bersabda : "Tidak ada hari-hari yang lebih utama ketika seorang beramal shalih didalamnya dibandingkan dengan hari-hari ini." Yaitu, sepuluh hari pertama dari bulan dzul hijjah." (Syarh Shahih Muslim : 8/320/1176).

“Berkata Al Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi : "Disunnahkan bagi seseorang untuk melakukan puasa pada sepuluh hari pertama dari bulan bulan dzul hijjah, karena disana telah datang satu riwayat dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya Rasulullah 'alaihi ash shalatu wa assalam bersabda (yang artinya) : "Tidaklah disana terdapat hari-hari yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih, lebih dicintai di sisi Allah ta'ala melainkan sepuluh hari ini." (Al Kafi Fi Fiqhil Imam Al Mubajjal Ahmad bin Hanbal : 1/362).
Berkata Al Imam An Nawawi : 

"Maka berpuasa sembilan hari (dzul hijjah) ini bukan perkara yang dibenci, bahkan sangat disunnahkan, terlebih lagi pada tanggal sembilan (dzul hijjah), yang merupakan hari arafah, dan telah dijelaskan apa-apa yang berkaitan dengan keutamaan hari tersebut. Dan telah diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, bahwasanya Rasulullah 'alaihi ashshalatu wa assalam bersabda : "Tidak ada hari-hari yang lebih utama ketika seorang beramal shalih didalamnya dibandingkan dengan hari-hari ini." Yaitu, sepuluh hari pertama dari bulan dzul hijjah." (Syarh Shahih Muslim : 8/320/1176).

Belajar kesabaran dari anak kecil

♠ Posted by admin in ,,
Sebelumnya telah dikisahkan tentang biografi singkat Al Fudhail bin 'Iyadh , nah dibawah ini salah satu kisah beliau tentang kesabaran .
Al Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata :
" Aku belajar kesabaran dari seorang anak kecil. Suatu ketika aku pernah berjalan ke mesjid. Aku mendapati seorang wanita di dalam rumahnya sedang memukuli anaknya. Anak itu berteriak, lalu membuka pintu dan kemudian lari. Maka wanita itupun mengunci pintu rumahnya...
Tatkala aku pulang (dari mesjid), aku (kembali) memperhatikan. Aku mendapati anak itu telah tertidur didekat daun pintusesudah menangis beberapa saat. Dia sedang berharap belas kasihan ibunya, maka luluhlah hati sang ibu dan iapun membuka pintu itu untuk anaknya.
Kemudian Fudhail bin 'Iyadh menangis sampai air mata membasahi jenggotnya, beliau berkata:
"Subhanallah, kalau seorang hamba bisa bersabar didepan pintu (rahmat) Allah, niscaya Allah akan membukakan pintu untuknya."
Abu Darda' radhiyallahu berkata :
" Bersungguh-sungguhlah dalam memanjatkan do'a, karena siapa yang banyak mengetuk pintu (rahmat Allah), niscaya pintu itu akan dibukakan untuknya."

Mari kita memperbanyak do'a untuk kebaikan dan bersabarlah atas terkabulnya do'a tersebut.

(Mushannaf ibnu Abi Syaibah 6/22)

Download Video Facebook

♠ Posted by admin in

Bingung ... Itu yang terjadi saat mau download video di facebook, ada sebuah video tutorial menulis indah bahasa Arab , sudah coba FVD (facebook video downloader) tapi tidak berhasil , komputer saya mungkin yang ada masalah ketika menambahkan aplikasi itu ke browser Chrome atau bagaimana entahlah. Alhamdulillah akhirnya ketemu cara yang mudah tanpa menggunakan aplikasi apapun, mau tahu caranya ? silahkan diikuti petunjuk dibawah ini.

Login dulu di facebook
  1. Klik Video yang akan di download 
  2. Sebelum diputar ubah dulu alamat situsnya ke versi mobile.  
         Contoh https://www.facebook.com/video.php? bla..bla..bla 
         menjadi  https://m.facebook.com/video.php? bla..bla..bla

      4. Tekan Enter
      5. Klik kanan lalu klik save as, atau
      6. Jalankan video lalu copy url video ke IDM atau sejenisnya.
      7. Selesai

Semoga bermanfaat


Penyamun menjadi Ulama

♠ Posted by admin in ,

Tak ada kata terlambat!!! Itulah nasihat yang harus dipahami oleh seorang yang mau bertobat kepada Allah. Tak ada istilah dan alasan bahwa dirinya telah kotor, bejat dan durjana. Tobat akan menghapuskan segalanya. Bagaimana pun banyaknya dosa dan maksiat dilakukan oleh seorang hamba, jika ia jujur mau bertobat, maka Allah akan bukakan pintu tobat, hapuskan segala kesalahannya yang terdahulu dan memberinya hidayah untuk menapaki jalan-jalan kebaikan.
Sentuhan tobat telah merasuk dalam jiwa orang-orang yang terdahulu sampai menjadikan mereka dari manusia yang paling bejat menuju manusia terbaik di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Sebagai fakta nyata, kita dengarkan kisah di bawah ini:
Hampir setiap malam dia mendatangi rumah-rumah yang ada di negeri itu untuk melakukan aksinya, yaitu merampok. Hingga suatu malam dia kembali melaksanakan aksinya. Kali ini ia ingin menemui seorang gadis yang selama ini ia rindukan. Di saat ia memanjat dinding untuk menemui gadis impiannya. Pada saat yang bersamaan ketika dia telah berada di rumah itu, tiba-tiba dia mendengar suara lantunan Al Qur’an sedang dibacakan. Rupanya suara itu berasal dari sang pemilik rumah yang sedang berdiri bermunajat kepada Robb-nya. Sang pencuri pun hanyut dengan lantunan ayat-ayat Allah yang sedang dilantunkan, hingga ketika sampai pada ayat,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (16)
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperi orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
Tak terasa air matanya berlinang, hingga akhirnya dia pun tersungkur jatuh. Seketika badannya yang selama ini kokoh, menjadi rapuh karena mendengar ayat tadi. Dia pun berkata dalam hatinya untuk menjawab pertanyaan Allah yang terdapat dalam ayat di atas, “Wahai Rabb-ku, telah tiba saatnya”.
Akhirnya, ia pergi menjauh, lalu ia bermalam pada reruntuhan bangunan. Ternyata di samping bangunan itu ada orang-orang yang mau lewat. Sebagian diantara orang-orang itu berkata, “Ayo kita berangkat”. Sebagian lagi bilang, “Jangan dulu!! Nanti shubuh kita berangkat, karena Fudhoil sekarang akan menghadang kita di jalan!!!”.
Mendengar perbincangan itu Fudhoil akhirnya berpikir dan berkata dalam hatinya, “Aku berbuat maksiat di malam hari, sementara itu kaum muslimin di tempat ini takut kepadaku. Aku memandang Allah tak akan menggiringku kepada mereka, kecuali pasti mereka akan gemetar (karena takut kepadaku). Ya Allah, sungguh kini aku bertobat kepada-Mu dan aku jadikan tobatku berupa hidup di Baitullah”.
Setelah kejadian itu, dia pun melalui hari-harinya dengan ketaatan kepada Allah sampai ia dikenal dengan abidul haromain (عَابِدُ الْحَرَمَيْنِ), artinya “ahli ibadah dua tanah suci (Makkah dan Madinah)”
Maha suci Allah yang telah membolak-balikkan hati, dan menganugerahkan kepada hamba-Nya hati yang lembut. Itulah kisah seorang penyamun (perampok) jahat berubah menjadi seorang ulama’ dan hamba yang sholeh, Al-Imam Al-Fudhoil bin Iyadh sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hafizh Adz-Dzahabiy dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala’ (8/423)
Kisah ini amat ajaib, dimana Allah mengubah hati sekeras batu menjadi hati selembut air. Dia bertobat dengan sejujurnya di hadapan Allah sampai Allah mewariskan kepadanya hati amat lembut dan mudah mengingat Allah.
Ibrahim bin Al-Asy’ats -rahimahullah- berkata, “Aku tak pernah melihat seseorang yang Allah dalam dadanya lebih agung dibandingkan Fudhoil. Dahulu apabila ia mengingat Allah atau disebutkan di sisinya, ataukah ia mendengarkan Al-Qur’an, maka akan tampak pada dirinya rasa takut dan sedih, air matanya berlinang dan menangis sampai orang-orang yang hadir merasa kasihan kepadanya. Dia adalah seorang yang senantiasa bersedih dan kuat pikirannya. Aku tak pernah melihat seseorang yang menginginkan Allah dalam ilmunya, amalnya, pemberian dan pengambilannya, penahanan dan pengorbanannya, kebencian dan cintanya dan seluruh tindak-tanduknya selain Fudhoil. Dulu kami bila keluar bersamanya mengantar jenazah, maka ia selalu memberikan wejangan, mengingatkan dan menangis. Seakan-akan ia mau meninggalkan para sahabatnya menuju akhirat. (Ia lakukan hal itu) sampai tiba di pekuburan. Dia pun duduk pada tempatnya di antara mayat-mayat, karena rasa sedih dan tangisnya sampai beliau bangkit, sedang beliau seakan-akan kembali dari alam akhirat untuk mengabarkan tentangnya”. [Lihat Hilyah Al-Awliyaa' (8/426) karya Abu Nu'aim Al-Ashbahaniy, cet. Darul Kitab Al-Arobiy, dan Tarikh Dimasyqo (48/391) oleh Ibnu Asakir, cet. Darul Fikr, 1419 H dan Tarikh Al-Islam (12/336) oleh Adz-Dzahabiy, Darul Kitab Al-Arobiy 1407 H]
     Ibrah dan Renungan
Hati setiap insan dalam genggaman jari-jemari Allah. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia dari keburukan menuju kebaikan, atau sebaliknya. Karenanya, mintalah petunjuk kepada Allah agar hati kita ditegarkan di atas hidayah dan selalu diarahkan kepada kebaikan serta dihindarkan dari segala keburukan.
Tak ada kata terlambat bagi orang yang mau bertobat, kecuali jika ajal sudah tiba atau matahari sudah terbit dari arah barat.
Tobat yang jujur akan membimbing seseorang kepada kebaikan dan jalan-jalan ketaatan.
Seorang yang mau bertobat dengan benar, tobatnya harus dikuatkan, dibimbing dan didasari dengan ilmu agama. Karenanya, Fudhoil bin Iyadh -rahimahullah- setelah bertobat, maka ia rajin menghadiri majelis-majelis ilmu.
Nasihat ringkas yang berasal dari ayat-ayat suci seringkali meluluhkan hati-hati yang kasar dan keras. Lantaran itu, seorang dai atau muballigh sebaiknya memberikan nasihat dari nash atau kandungan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- serta ucapan hikmah para ulama.
Tak boleh seseorang melakukan vonis terhadap orang lain bahwa ia adalah penduduk neraka. Sebab, boleh jadi ia mendapatkan hidayah untuk bertobat sebelum ia wafat.
Di dalam kisah ini terdapat keterangan bahwa kesholehan seseorang akan menjadi sebab ia terlindungi dari keburukan. Hal ini bisa anda lihat pada penghuni rumah yang akan masuki oleh Fudhoil malam itu. Ia dilindungi oleh Allah, karena berkah sholat tahajjud dan bacaan Al-Qur’annya yang ia lazimi setiap malamnya.

Sumber : (al-atsariyyah.com)

Nasehat Imam Hasan Al-Bashri

♠ Posted by admin in ,,,
IMAM Hasan al-Bashri pernah menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz rohimahulloh,
"Amma ba’du. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah persinggahan dan perpindahan bukan rumah tinggal selamanya.
Adam diturunkan ke dunia dari surga sebagai hukuman atasnya, maka berhati-hatilah. Sesungguhnya orang yang berhasrat kepada dunia akan meninggalkannya, orang yang kaya di dunia adalah orang yang miskin (dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia adalah orang yang tidak berlebih-lebihan di dalamnya. Jika orang yang berakal lagi cerdik mencermatinya, maka dia melihatnya menghinakan orang yang memuliakannya, mencerai-beraikan orang yang mengumpulkannya.
Dunia layaknya racun, siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak mengetahuinya akan berambisi kepadanya, padahal, demi Allah itulah letak kebinasaannya.
Wahai Amirul Mukminin, jadilah seperti orang yang tengah mengobati lukanya, dia menahan pedih sesaat karena dia tidak ingin memikul penderitaan panjang. Bersabar di atas penderitaan dunia lebih ringan daripada memikul ujiannya.
Orang yang cerdas adalah orang yang berhati-hati terhadap godaan dunia.
Dunia seperti pengantin, mata-mata melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi Dzat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang menikahinya.
Wahai Amirul Mukminin, berhati hatilah terhadap perangkap kebinasaannya, waspadailah keburukannya. Kemakmurannya bersambung dengan kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan membawa kepada kebinasaan dan kefanaan. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, bahwa angan-angannya palsu, harapannya batil, kejernihannya keruh, kehidupannya penderitaan, orang yang meninggalkannya adalah orang yang dibimbing taufik, dan orang yang berpegang padanya adalah celaka lagi tenggelam.
Orang yang cerdik lagi pandai adalah orang yang takut kepada apa yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menimbulkan rasa takut, mewaspadai apa yang Allah telah peringatkan, berlari meninggalkan rumah fana kepada rumah yang abadi, keyakinan ini akan sangat terasa ketika kematian menjelang.
Dunia wahai Amirul Mukminin, adalah rumah hukuman, siapa yag tidak berakal mengumpulkan untuknya, siapa yang tidak berilmu tentangnya akan terkecoh, sementara orang yang tegas lagi berakal adalah orang yang hidup di dunia seperti orang yang mengobati sakitnya, dia menahan diri dari pahitnya obat karena dia berharap kesembuhan, dia takut kepada buruknya akibat di akhirat.
Dunia wahai Amirul Mukminin, demi Allah hanya mimpi, sedangkan akhirat adalah nyata, di antara keduanya adalah kematian. Para hamba berada dalam mimpi yang melenakan, sesungguhnya aku berkata kepadamu wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang laki-laki bijak, ‘Jika kamu selamat, maka kamu selamat dari huru-hara besar itu. Jika tidak, maka aku tidak mengira dirimu akan selamat."
Ketika surat al-Hasan al-Bashri ini sampai ke tangan Umar bin Abdul Aziz, beliau menangis sesenggukan sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya merasa kasihan kepadanya.
Umar mengatakan, “Semoga Allah merahmati al-Hasan al-Bashri, beliau terus membangunkan kami dari tidur dan mengingatkan kami dari kelalaian. Sungguh sangat mengagumkan, beliau adalah laki-laki yang penuh kasih terhadap kami (pemimpin), beliau begitu tulus kepada kami.
Beliau adalah seorang pemberi nasihat yang sangat jujur dan sangat fasih bahasanya.”
Umar bin Abdul Aziz membalas surat al-Hasan dengan mengatakan,
“Nasihat-nasihat Anda yang berharga telah sampai kepadaku, aku pun mengobati diriku dengan nasihat tersebut. Anda menjelaskan dunia dengan sifat-sifatnya yang hakiki, orang yang pintar adalah orang yang selalu berhati-hati terhadap dunia, seolah-olah penduduknya yang telah ditetapkan kematian sudah mati. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.”
Ketika balasan Umar sampai di tangan al-Hasan, beliau berkata,
“Amirul Mukminin benar-benar mengagumkan, seorang laki-laki yang berkata benar dan menerima nasihat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengagungkan nikmat dengan kepemimpinannya, merahmati umat dengan kekuasaannya, menjadikannya rahmat dan berkah.”
Al-Hasan al-Bashri menulis sedikit lagi pesan kepada Umar bin Abdul Aziz dengan mengatakan,
“Amma ba’du, sesungguhnya ketakutan besar dan perkara yang dicari ada di depanmu, dan engkau pasti akan menyaksikannya, selamat atau celaka.”
(Az-Zuhd, al-Hasan al-Bashri, Hal.169).
Sumber : https://www.facebook.com/nobaden/posts/10202560008669972

Nasehat Imam Asy-Syafi’iy

♠ Posted by admin in ,,
 Al-Ustadz Abdul Mu'thi hafizhohulloh pernah menulis (6/7/2014),
"Tidaklah seorang yang tidur mengetahui bahwa dirinya bermimpi, kecuali setelah ia bangun. Demikian pula orang yang lalai, tidaklah ia mengetahui apa yang ia lalaikan, kecuali setelah dijemput kematian. Padahal sesaat sebelum kematiannya kemarin, ia pun sama seperti kita, menyangka bahwa besok masih akan hidup.
Wahai Rabb kami, jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang lalai..."
Berikut adalah nasehat Imam Asy-Syafi'iy kepada Imam Al-Muzany.
Imam Al-Muzany rohimahulloh bercerita :
“Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya,
“Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”
Beliau menjawab, “Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”
Aku berkata, “Nasihatilah aku.”
Asy-Sya fi’iy berpesan kepadaku, “Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu, dan janganlah lupa bahwa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah terhadap Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah segalah hal yang Dia haramkan, laksanakanlah segala perkara yang Dia wajibkan, dan hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah kepadamu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlahorang yang menzhalimimu, sambunglah (silaturrahmi dari) orang yang memutus silaturahmi terhadapmu, berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah. terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan.”
Aku berkata, “Tambahlah (nasihatmu) kepadaku.”
Beliau melanjutkan, “Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata percaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harapan adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai pakaianmu, shadaqah sebagai pelindungmu, dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tenang sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunia sebagai penjaramu, dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur`a n sebagai juru bicaramu dengan kejelasan, serta jadikanlah Allah sebagai Penyejukmu. Barangsiapa yang bersifat seperti ini, surga adalah tempat tinggalnya.
Kemudian, Asy-Syafi’iy mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersya’ir,
'Kepada-Mu -wahai Ilah segenap makhluk, wahai Pemilik anugerah dan kebaikan-kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa
Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku
Kurasa dosaku teramatlah besar, tetapi tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabb -ku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar
Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan
Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh Iblis bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu: Adam
Kalaulah Engkau memaafkan aku, Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zhalim lagi sewenang- wenang yang masih terus berbuat dosa Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa, walaupun diriku telah engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku
Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar'
[Tarikh Ibnu Asa kir Juz 51 hal. 430-431 | Saduran FP al-Ustadz Dzulqarnain]
Sumber : https://www.facebook.com/nobaden/posts/10202521915717672

KETIKA MALAM PENGANTIN MENJADI MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR

♠ Posted by admin in ,,
“Setelah melaksanakan shalat Maghrib dia berhias, menggunakan gaun pengantin putih yang indah, mempersiapkan diri untuk pesta pernikahannya. Lalu dia mendengar azan Isya, dan dia sadar kalau wudhunya telah batal.
Dia berkata pada ibunya : “Bu, saya mau berwudhu dan shalat Isya.”
Ibunya terkejut : “Apa kamu sudah gila? Tamu telah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.” Lalu ibunya menambahkan : “Aku ibumu, dan ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, ibu akan marah kepadamu”
Anaknya menjawab : “Demi Allah, saya tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga saya shalat. Ibu, ibu harus tahu “bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta”!!

Ibunya berkata : “ Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang mu, ketika kamu tampil dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up?? Kamu tidak akan terlihat cantik dimata mereka! dan mereka akan mengolok-olok dirimu!
Anak nya berkata dengan tersenyum : “Apakah ibu takut karena saya tidak akan terrlihat cantik di mata makhluk? Bagaimana dengan Penciptaku? Yang saya takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, saya tidak akan tampak cantik dimata-Nya”.
Lalu dia berwudhu, dan seluruh make-up nya terbasuh. Tapi dia tidak merasa bermasalah dengan itu.
Lalu dia memulai shalatnya. Dan pada saat itu dia bersujud, dia tidak menyadari itu, bahwa itu akan menjadi sujud terakhirnya.
Pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah, bersujud di hadapan Pencipta-Nya.
Ya, ia wafat dalam keadaan bersujud. Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya! Banyak orang tersentuh mendengarkan kisah ini. Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama. Subhanallah…
Kisah nyata yang diceritakan oleh Syaikh Abdul Muhsin Al Ahmad ini terjadi di Abha, ibu kota Provinsi Asir Arab Saudi.
( Copas dari berbagai sumber , key = pengantin wanita itu wafat dengan cara yang indah)

Apa hubungan ISIS dan Syi'ah

♠ Posted by admin in ,,
Buka Mata ...
Dunia lagi dihebohkan dengan berita-berita tentang kekejaman ISIS, sebuah gerakan berhaluan Teroris Khawarij yang telah memproklamasikan diri sebagai negara di Iraq dan Syam. ISIS mengkafirkan kaum muslimin dan membantai dengan cara yang sangat kejam dan sadis.
Apa hubungannya antara ISIS dengan Syi’ah? Adakah hubunganya dengan Salafi?
Kenyataan berbicara, ISIS dan Iran adalah pendukung rezim Syi’ah Suriah yang membantai Salafi. Tidak heran, ulama besar Salafi, ahli hadits kota suci Madinah, Asy-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah memperingatkan dengan keras bahaya kelompok ISIS ini. Beliau berkata,
“Selang beberapa waktu terjadi peperangan di Suriah antara pemerintah dan para penentangnya, masuklah sekelompok orang dari ISIS ini ke Suriah, bukan untuk memerangi pemerintah, akan tetapi memerangi Ahlus Sunnah (Salafi) yang menentang pemerintah[1] dan membunuh Ahlus Sunnah (Salafi) dengan cara yang sangat kejam, dan telah masyhur cara membunuh mereka terhadap orang yang ingin mereka bunuh, dengan menggunakan pisau-pisau yang merupakan cara terjelek dan tersadis dalam membunuh manusia.” [Risalah Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah]
Beliau juga meminta para pengikut ISIS untuk bertaubat kepada Allah ta’ala dan mencela mereka dengan celaan yang pedas serta memperingatkan para pemuda Islam agar tidak ikut-ikutan dengan mereka. Beliau berkata,
“Termasuk kebaikan (yang kami nasihatkan) untuk kelompok (ISIS) ini, hendaklah mereka sadar diri dan kembali kepada kebenaran, sebelum daulah mereka hilang terbawa angin seperti daulah-daulah lain yang semisalnya di berbagai masa.
Dan sangat disayangkan, fitnah (bencana) khilafah khayalan yang lahir beberapa waktu yang lalu ini, diterima oleh anak-anak muda yang bodoh di negeri Al-Haramain, mereka menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan terhadap khilafah khayalan ini layaknya kebahagiaan orang yang haus terhadap minuman, dan diantara mereka ada yang berkhayal telah membai’at khalifah majhul ini! Bagaimana mungkin diharapkan kebaikan dari orang-orang yang tersesat dengan ajaran takfir (pengkafiran terhadap kaum muslimin) dan pembunuhan dengan cara yang paling kejam dan sadis…?!
Wajib atas para pemuda tersebut untuk melepaskan diri dari ikut-ikutan di belakang para provokator (ISIS), dan hendaklah dalam setiap tindakan mereka kembali kepada dalil yang datang dari Allah ‘azza wa jalla dan dari Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam, karena padanya ada keterjagaan, keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Dan hendaklah mereka kembali merujuk kepada para ulama yang menasihati mereka dan menasihati kaum muslimin.” [Risalah Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah]
Walhamdulillaah, risalah beliau secara lengkap telah kami terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia (baca:http://sofyanruray.info/seruan-ulama-besar-arab-saudi-terkait-isis/), dengan harapan kaum muslimin secara umum, baik pemerintah maupun masyarakat, dan kaum Salafi, Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Indonesia mendapatkan bimbingan ulama dalam menghadapi fitnah (bencana) ISIS ini.
Dari keterangan ulama di atas jelaslah, benang merahnya antara ISIS dan dua rezim Syi’ah terbesar saat ini, yaitu Suriah dan Iran, mereka memiliki hubungan yang sangat dekat, bekerja sama dalam melakukan kejahatan terhadap umat manusia, dan fakta-fakta di lapangan membuktikan hal itu.
Tetapi sungguh sangat aneh, salah seorang tokoh Syi’ah di negeri ini berusaha memutarbalikkan fakta, mereka menuduh bahwa ISIS memiliki hubungan dengan Salafi, dan bahwa ajaran mereka sama, yaitu tauhid. Tapi demikianlah Syi’ah, kalau tidak berdusta bukan Syi’ah namanya. Bahkan taqiyyah, berbohong adalah ajaran prinsip dalam Syi’ah.
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, padahal anak SD pun tahu, tauhid adalah landasan keyakinan setiap muslim, karena tauhid maknanya mengesakan Allah dalam ibadah, tidak mempersekutukan-Nya.
Oleh karena itu kalimat Laa ilaaha illallah, kalimat dzikir teragung, semboyan setiap muslim, dinamakan: Kalimat Tauhid, karena makna kalimat tersebut adalah memurnikan ibadah hanya kepada Allah yang satu saja dan mengingkari penyembahan kepada selain-Nya (baca: http://sofyanruray.info/penting-syahadat-laa-ilaaha-illallah-makna-rukun-syarat-dan-kesalahan-kesalahan-dalam-penafsirannya/).
Bagaimana bisa seorang yang mengaku muslim mencela tauhid…?!
Padahal tauhid adalah sebab meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, lawan dari tauhid, yaitu syirik, adalah sebab kebinasaan dunia dan akhirat (baca: http://sofyanruray.info/peringatan-dari-bahaya-syirik-1/).
Namun tidak terlalu aneh sebetulnya apabila tokoh Syi’ah mencela ajaran tauhid, karena Syi’ah memang berbeda dengan Islam, Syi’ah mengajarkan syirik, Islam mengajarkan tauhid.
Sebagai contoh, dalam kitab Syi’ah diajarkan bahwa imam mereka mengetahui perkara ghaib sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala, disebutkan dalam kitab Syi’ah yang masyhur berjudul Bihaarul Anwaar (26/27) karya Al-Majlisi, tokoh besar Syi’ah,
عن أبي عبد الله قال: والله لقد أعطينا علم الأولين والآخرين. فقيل له: أعندك علم الغيب؟ فقال له: ويحك! إني لأعلم ما في أصلاب الرجال وأرحام النساء
“Dari Abu Abdillah (diklaim sebagai imam Syi’ah), ia berkata: Demi Allah kami telah diberikan ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang yang terakhir. Maka dikatakan kepadanya: Apakah engkau memiliki ilmu ghaib? Maka ia berkata: Celaka engkau, tentu saja aku mengetahui apa yang ada di sulbi kaum lelaki dan di rahim para wanita.”
Padahal Allah ta’ala berfirman,
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.” [An-Naml: 65]
Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir-nya:
يقول تعالى آمرًا رسوله صلى الله عليه وسلم أن يقول معلمًا لجميع الخلق: أنه لا يعلم أحد من أهل السموات والأرض الغيب. وقوله: { إِلا اللَّهَ } استثناء منقطع، أي: لا يعلم أحد ذلك إلا الله، عز وجل، فإنه المنفرد بذلك وحده، لا شريك له، كما قال: { وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ } الآية [الأنعام: 59]، وقال: { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ } [لقمان: 34]، والآيات في هذا كثيرة
“Allah ta’ala berfirman seraya memerintahkan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk mengajarkan kepada seluruh makhluk, bahwasannya tidak ada satupun penduduk langit dan bumi yang mengetahui perkara ghaib. Dan firman Allah ta’ala, “(Tidak ada penduduk langit dan bumi yang mengetahui perkara ghaib) keuali Allah” adalah sebuah pengecualian yang terputus, yaitu bermakna: Tidak ada satupun yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah ‘azza wa jalla, sesungguhnya Dia esa dalam perkara ilmu tentang yang ghaib, tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” [Al-An’am: 59]
Dan juga firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Luqman: 34]
Dan ayat-ayat tentang ini masih banyak.” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/207]
Ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh bahwa orang-orang Syi’ah memang tidak bertauhid, mereka menyekutukan Allah ta’ala. Inilah kesesatan Syi’ah terbesar yang harus diwaspadai.
Dan juga diantara bahaya Syi’ah yang harus diwaspadai oleh pemerintah dan umat Islam adalah kesamaan antara Syi’ah dan ISIS dalam beberapa perkara, diantaranya:
1) Pengkafiran Kaum Muslimin, termasuk Pemerintah dan Rakyatnya
Sudah dimaklumi bahwa ISIS dan kaum Khawarij secara umum menganggap kafir orang-orang di luar kelompok mereka, yang tidak berbaiat kepada mereka atau yang mereka anggap tidak berhukum dengan hukum Allah (tentang pengkafiran versi Khawarij ini insya Allah akan kami bahas dalam artikel tersendiri). Bagaimana dengan Syi’ah?
Jawabnya sama, Syi’ah juga mengkafirkan kaum muslimin selain mereka, bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka mengkafirkan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, generasi terbaik umat Islam, apalagi generasi setelahnya?!
Perhatikanlah penukilan tentang pengkafiran Syi’ah dari kitab-kitab mereka berikut ini. Para penulis Syi’ah seperti Ath-Thusi dalam Rijal Al-Kasyi (1/26), Al-Majlisi dalam Bihaarul Anwaar (22/333) dan Al-Kulaini dalam Al-Kafi (2/244, 441) menukil (secara dusta) dari Abu Ja’far Al-Baqir (beliau dianggap oleh Syi’ah sebagai imam yang kelima) bahwa ia berkata,
ارتد الناس إلا ثلاثة نفر: سلمان وأبو ذر والمقداد
Manusia (para sahabat) telah murtad kecuali tiga orang (sahabat): Salman, Abu Dzar dan Al-Miqdad.”
Orang-orang Syi’ah mengkafirkan seluruh kaum muslimin yang tidak beriman dengan imam-imam (dua belas) mereka. Penulis Syi’ah, Yusuf Al-Bahrani berkata dalam bukunya Al-Hadaaiq An-Nazhirah fi Ahkaamil ‘Itrah Ath-Thahiroh hal. 136,
وليت شعري أي فرق بين من كفر بالله سبحانه وتعالى ورسوله، وبين من كفر بالأئمة عليهم السلام؟
“Aduhai, apa bedanya antara orang yang kafir kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya dengan orang yang mengingkari para imam ‘alaihimussalaam?”
Dan sebelumnya telah dinukil oleh Al-Majlisi dalam Bihaarul Anwaar (23/390),
اتفقت الإمامية على أن من أنكر إمامة أحد من الأئمة وجحد ما أوجبه الله تعالى له من فروض الطاعة فهو كافر ضال مستحق للخلود في النار
“Syi’ah Imamiyah (yang mengimani 12 imam) telah sepakat bahwa siapa yang mengingkari keimaman salah seorang imam Syi’ah dan menentang apa yang telah Allah wajibkan (menurut Syi’ah) untuk mentaati para imam maka ia kafir, sesat, pasti kekal di neraka.”
2) ISIS Mengkafirkan dan Men-Thogut-kan Pemerintah, Syi’ah Juga Demikian
Tokoh Syi’ah, Al-Kulaini dalam Al-Kafi (1/67) meriwayatkan dengan “sanad”nya dari Umar bin Hanzhalah, ia berkata:
سألت أبا عبد الله عن رجلين من أصحابنا بينهما منازعة في دين أو ميراث تحاكما إلي السلطان وإلي القضاء أيحل ذلك؟ قال: من تحاكم إليهم بحق أو باطل فإنما تحاكما إلي الطاغوت ومايحكم له فإنما يأخذ سحتا وإن كان حقا ثابتا له لأنه أخذه بحكم الطاغوت
“Aku bertanya kepada Abu Abdillah tentang dua orang sahabat kami yang berselisih dalam masalah hutang dan warisan, mereka berdua berhukum kepada pemerintah dan peradilan, apakah itu halal? Ia berkata: Barang siapa berhukum kepada mereka dengan kebenaran ataupun kebatilan maka ia telah berhukum kepada thagut. Dan apa saja yang dihukumi oleh penguasa baginya maka hakikatnya adalah kecurangan meskipun itu adalah memang haknya, karena ia telah mengambil hukum thagut.”
3) Pemimpin Revolusi Syi’ah  Iran, Khomeini Membenarkan Ajaran Pengkafiran dan Pen-Thogut-an terhadap Penguasa
Khomeini berkata dalam bukunya Al-Hukumah Al-Islamiyah (Pemerintahan Islam) hal. 74,
 الإمام نفسه ينهى عن الرجوع إلي السلاطين وقضاتهم ويعتبر الرجوع إليهم رجوعا إلي الطاغوت
“Imam kita tersebut melarang untuk berhukum kepada para penguasa dan peradilan mereka, dan menganggap berhukum kepada mereka sama dengan berhukum kepada thagut.”
4) Pemberontakan dan Pembunuhan
Akal-akalan pengkafiran inilah yang menipu para pengikut mereka untuk mau mengangkat senjata menjatuhkan pemerintah yang sah dan membantai kaum muslimin yang telah dianggap kafir dan tidak mau mendukung mereka, inilah yang dulu terjadi di Iran (Revolusi Khomeini) dan saat ini di Iraq dan Syam (Revolusi ISIS). Haruskah kita menunggu terjadi di Indonesia…?!
Itu sudah merupakan konsekuensi, setelah pengkafiran, maka yang dianggap kafir harus dibunuh, inilah ideologi mereka. Perhatikan nukilan dari kitab Syi’ah yang berjudul ‘Ilalusy Syaroi’ Ash-Shoduq hal. 326, bahwa dikatakan kepada Abu Abdillah,
ما تقول في قتل الناصب، قال: حلال الدم لكني أتقي عليك فإن قدرت أن تقلب عليه حائطا أو تغرقه في ماء لكيلا يشهد به عليك فافعل
“Apa pendapatmu tentang membunuh pembenci ahlul bait (menurut Syi’ah, pen)? Ia berkata: Halal darahnya (boleh dibunuh), akan tetapi aku mengkhawatirkanmu, maka jika engkau mampu untuk meruntuhkan tembok padanya atau menenggelamkannya di air agar ia tidak melihatmu, lakukanlah.”
5) ISIS Telah Melakukan Pemberontakan dan Pembunuhan di Masa Ini, Syi’ah Pun Demikian
Berapa banyak darah kaum muslimin di Suriah telah ditumpahkan oleh koalisi ISIS dan Syi’ah (Rezim Iran, Rezim Suriah dan Hizbullah Lebanon). Berapa banyak nyawa Ahlus Sunnah telah melayang di Iran sejak revolusi Syi’ah Khomeini. Dan memang penumpasan sudah menjadi ciri khas Syi’ah dari masa ke masa, bahkan merreka berencana untuk menghancurkan kakbah sejak dulu.
Cucu Khomeini yang bernama Ahmad Al-Khomeini, pernah membongkar kejahatan kakeknya sendiri secara tidak sengaja dalam wawancara dengan koran Az-Zaman yang terbit di Iraq, no. 1623, tahun 2003. Ahmad Al-Khomeini menuturkan,
كان هناك قرار إيراني سري بتهيئة الأجواء لإيقاف الحرب، ولهذا الغرض تم التخطيط لعدد من الإجراءات لصرف الأنظار وتوجيهها بعيدا عن العراق والحرب، فعمدوا إلي إرسال مواد متفجرة إلى السعودية، وإلى مكة المكرمة تحديدا (نحو خمسمائة كيلو غرام من هذه المواد) بإخفائها في حقائب الحجاج من دون علمهم  في كل حقيبة نصف كيلوغرام (TNT) وذلك لتفجير دار الحجاج الإيرانيين في مكة المكرمة
“Iran telah merencanakan misi rahasia untuk menyiapkan situasi yang tepat dalam menghentikan peperangan (dengan Iraq), dan untuk rencana ini, telah dimatangkan beberapa operasi untuk mengalihkan perhatian dan mengarahkannya jauh dari Iraq dan perang, maka mereka sengaja mengirim bahan-bahan peledak ke Saudi Arabia, khususnya ke Makkah Al-Mukarromah, diantaranya terdapat sekitar 500 kg bahan peledak, dengan menyembunyikannya pada koper-koper jama’ah haji tanpa mereka ketahui, pada setiap koper terdapat ½ kg TNT untuk meledakkan perkemahan jamaah haji Iran di Makkah Al-Mukarramah.”[2]
Innaa illaahi wa innaa ilaihi rooji’un, inilah ajaran Syi’ah yang sesungguhnya. Oleh karena itu ulama Salaf dahulu menganggap semua ahlul bid’ah adalah pemberontak.
Imam Abu Qilabah rahimahullah berkata,
ما ابتدع قوم بدعة إلا استحلوا فيها السيف
“Tidaklah satu kaum berbuat bid’ah (mengada-ada dalam agama) kecuali mereka akan menghalalkan pedang dalam kebid’ahan itu.” [Asy-Syari’ah lil Aajurri: 203]
Imam Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah menganggap ahlul bid’ah seluruhnya adalah Khawarij (pemberontak) dan beliau berkata,
إن الخوارج اختلفوا في الاسم، واجتمعوا على السيف
“Sesungguhnya kaum Khawarij (pemberontak) itu berbeda-beda namanya, namun bersatu di atas pedang.” [Syarhus Sunnah lil Baghawi, 10/233]
Inilah diantara kesamaan ISIS dan Syi’ah, inilah cita-cita mereka, menguasai suatu negeri, meski dengan cara kekerasan.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم